Tahun A~Hari Minggu Biasa XXII~Mengatur keinginan~Matius 16:21-27

(Bacakan Injilnya terlebih dahulu dari Injil Matius 16:21-27)

Adik-adik, pernahkah kalian menginginkan sesuatu sampai rela menyerahkan segala-galanya demi memperolehnya? Hari ini kakak mau bercerita tentang seorang anak laki-laki dan peluitnya. Anak laki-laki itu bernama Ben. Lengkapnya Benyamin Franklin. Ben bertumbuh menjadi salah satu orang yang paling bijaksana di dunia, tetapi dalam cerita kita hari ini ia adalah seorang anak laki-laki yang melakukan kebodohan.

Ketika Ben berusia 7 tahun, beberapa temannya memberinya uang. Jumlahnya cukup banyak untuk ukuran seorang anak. Ben mengatakan: "Mereka mengisi saku bajuku dengan tembaga." Tembaga adalah kata yang mereka pakai untuk menyebut recehan. Dengan saku baju yang penuh uang, Ben langsung menuju sebuah toko yang menjual mainan.

Dalam perjalanan menuju toko, Ben bertemu seorang anak laki-laki yang mempunyai sebuah peluit. Bisa jadi peluitnya seperti peluit yang kakak punya ini. Ketika Ben mendengar suara peluit itu, ia sangat menyukai suaranya. Ia biilang mau memberikan sluruh uang yang ada di sakunya kalau anak laki-laki itu mau memberikan peluitnya kepadanya. Anak laki-laki itupun memberikan peluitnya dan mengambil uang Ben. 

Ben pulang ke rumah. Sesampai di rumah ia langsung memainkan peluitnya. Saudara laki-laki, saudara perempuan dan sepupunya bertanya pada Ben dimana ia mendapatkan peluit itu. Ben bilang bahwa ia membeli peluit itu dengan semua uang yang diberikan oleh teman-temannya padanya. Mereka mulai tertawa dan mengolok-olok Ben. Mereka bilang bahwa Ben membayar terlalu mahal untuk peluit itu. Ben sangat tersinggung dan merasa sangat bodoh, sampai-sampai ia menangis, tetapi ia belajar satu hal yang akan diingatnya seumur hidup. Sejak saat itu, setiap kali ia melihat seseorang yang berbuat bodoh, ia berkata, "Laki-laki itu terlalu mahal membayar untuk peluitnya". 

Adik-adik, sebagian anak ingin menjadi terkenal dengan kelompok-kelompoknya di sekolah. Mereka melakukan hal-hal yang mereka sendiri tau itu salah, tetapi mereka pikir perbuatan itu akan membuat mereka terkenal. Mereka membayar terlalu mahal untuk keinginan mereka. Sebagian anak lagi ingin menjadi pemenang dan rela mencontek untuk mencapai tujuan itu. 

Sebagian anak lain lagi berpendapat bahwa yang paling penting di dunia ini adalah bersenang-senang. Jadi, mereka menghabiskan waktu untuk bermain-main dan tidak pernah punya waktu untuk Tuhan. Mereka membayar terlalu mahal untuk keinginan mereka.

Adik-adik, apakah kalian rela melakukan apapun untuk mendapatkan sesuatu yang kalian inginkan? Suatu kali Yesus bertanya, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?" Apakah kalian membayar terlalu mahal untuk keinginan kalian?

Bahan kreativitas:

Bagian tengah gambar Salib ditempel dengan menggunakan kertas agar timbul efek 3 dimensi (3D)


Print gambar di bawah ini di kertas tebal berukuran A4, gunting sesuai polanya, beri warna agar menarik lalu lipat menjadi 2 bagian (lihat contoh jadinya).


Print gambar Salib di bawah ini di kertas tebal berukuran A4, gunting sesuai polanya, beri warna agar menarik lalu tempelkan ke bagian tengah pola gambar di atas dengan menggunakan kertas, lihat contoh jadinya di atas (teman-teman bisa juga menempelkan Salib tersebut dengan menggunakan sedotan di bagian tengah gambarnya agar timbul efek 3 dimensi (3D).
Print ayat emas di bawah ini di kertas berukuran A4, gunting sesuai garisnya, beri warna, lipat di bagian garis putus-putusnya kemudian tempelkan ke pola gambar yang pertama di atas (lihat contoh jadinya)


Source:
Buku Aku Sahabat Yesus Tahun A oleh Kak Tan Mariam, DKK.
https://id.pinterest.com/pin/268245721536793847/



Comments