(Bacakan Injilnya terlebih dahulu dari Matius 18:15-20)
Adik-adik, pada suatu ketika hiduplah dua orang bersaudara. Ayah mereka mempunyai tanah pertanian yang luas. Ketika sang ayah tidak mampu lagi bekerja, ia memanggil kedua anaknya. "Saya sudah terlalu tua untuk bekerja," katanya. "Saya akan membagi dua tanah pertanian ini dan masing-masing dari kalian akan mendapatkan setengahnya. Saya tahu kalian akan selalu bekerja sama dan menjadi teman yang baik."
Awalnya, kakak beradik itu berteman dan berbagi segala sesuatunya dengan baik. Pada suatu hari terjadilah pertengkaran di antara mereka. Mereka tidak lagi berbicara satu sama lain selama bertahun-tahun dan tidak mau menyapa.
Datanglah seorang tukang kayu ke rumah salah seorang dari kakak beradik itu. Ia bertanya apakah ada pekerjaan untuknya yang dapat dilakukannya. Si kakak berpikir sebentar, lalu menjawab: "Saya ingin kamu membangun pagar di tanah milik saya di dekat sungai di bawah sana untuk memisahkan tanah pertanian saya dengan tanah adik saya. Saya tidak mau bertemu adik saya lagi dan saya ingin kamu membangun pagar yang tinggi di sana. Saya akan pergi ke kota dan saya akan kembali malam ini."
Malam harinya kakak itu kembali dan kaget melihat si tukang kayu tidak mengikuti perintahnya. Ia bukannya mendirikan pagar yang tinggi, tetapi malah membangun sebuah jembatan di atas sungai itu. Ketika kakak itu berjalan ke bawah untuk melihat-lihat jembatan itu, adiknya berjalan ke arah dia dari sisi yang satunya. Adik itupun berkata: "Setelah kejadian buruk yang kita alami, saya sulit mempercayai bahwa kamu mau membangun sebuah jembatan dan menerima saya kembali." Ia terus mendekati kakaknya dan mereka saling berpelukan.
Kakak itupun berjalan kembali ke tanah pertaniannya untuk berbicara kepada si tukang kayu. "Dapatkah kamu tinggal di sini?", ia bertanya."Saya masih punya beberapa pekerjaan untukmu." Si tukang kayu menjawab: "Maaf, saya tidak bisa tinggal di sini. Saya harus pergi karena masih banyak jembatan yang harus saya bangun."
Adik-adik, kadang kita berselisih paham dengan saudara-saudari kita dalam Kristus. Ketika hal itu terjadi, kita sering membangun pagar pemisah antara kita dan mereka. Kita tidak mau lagi berbicara dengan mereka. Kita tidak mau lagi bertemu dengan mereka. Kita tidak mau lagi berada dekat mereka. Itu jelas bukan keinginan Tuhan Yesus. Sebagai ganti dari pagar, Yesus menginginkan kita membangun jembatan kasih di antara kita.
(Kutipan: Pengarangnya anonim. Disusun dari berbagai sumber di Internet).
Bahan kreativitas :
Print semua gambar hati di bawah ini di kertas tebal berukuran A4, gunting sesuai polanya, beri warna agar menarik (jika perlu dihias sesuai dengan kreatifitas pendamping), lalu satukan ketiga pola gambar hati di bawah ini dengan menggunakan tali atau dibuat sesuai kreatifitas pendamping (lihat contoh jadinya di atas)
(Pola gambar hati 1)
(Pola gambar hati 2)
(Pola gambar hati 3)
Print gambar Yesus di bawah ini di kertas berukuran A4, gunting sesuai pola, beri warna agar menarik kemudian tempelkan ke pola gambar hati 3 dengan menggunakan sedotan di bagian belakang gambar agar timbul efek 3 dimensi (3D), lihat contoh jadinya.
Print gambar di bawah ini di kertas berukuran A4, gunting sesuai pola, beri warna agar menarik kemudian tempelkan ke pola gambar hati 1 dengan menggunakan sedotan di bagian belakang gambar agar timbul efek 3 dimensi (3D), lihat contoh jadinya.
Print gambar di bawah ini di kertas berukuran A4, gunting sesuai pola, beri warna agar menarik kemudian tempelkan ke pola gambar hati 1 dengan menggunakan sedotan di bagian belakang gambar agar timbul efek 3 dimensi (3D), lihat contoh jadinya.
Bahan kreativitas 2 :
Source:
Buku Aku Sahabat Yesus Tahun A oleh Kak Tan Mariam, DKK.
http://www.teachustopray.com/img/prayebookth13.jpg
Comments
Post a Comment